Indonesian Motif

BATIK TIGA NEGERI

Batik Tiga Negeri

Batik Tiga Negeri

Batik Tiga Negeri dari Pekalongan


Batik tiga negeri dinamakan demikian karena proses pembuatannya dilakukaan di "tiga negara" sekaligus (daerah yang berbeda), yaitu Lasem, Pekalongan, dan Solo. Pada masa penjajahan Belanda setiap daerah atau kota merupakan "negara" yang terpisah, yang masing-masng memiliki otoritas sendiri. Jadi, kota Lasem merupakan sebuah negeri yang terpisah dari Negeri Pekalongan atau Negeri Solo maupun negeri-negeri lainnya seperti Banyumas, Kudus, Cirebon, dan Ciamis. Ada yang berpendapat bahwa penamaan batik tiga negeri tersebut diberikan berdasarkan warna-warna yang terdapat pada kain tersebut, yaitu merah, biru (indigo), coklat (soga).

Proses penggambaran motif menggunakan lilin panas dan pencelupan warna merah dilakukan di Lasem. Para pembatik di Lasem menyebut warna merah itu sebagai warna abang getih pithik atau merah darah ayam. Warna merah ini sangat khas dan tidak dimilki oleh daerah lain, sebab merah ini tercipta tidak semata-mata karena campuran bahan pewarna saja tapi karena ada faktor air tanah di kawasan Lasem. Para pengusaha batik keturunan Cina mempekerjakan para perempuan Jawa untuk mengerjakan proses "pemalaman" yang dikerjakan di tempat tinggal mereka masing-masing sedangkan proses pencelupan atau pewarnaan dilakukan di tempat si pengusaha dan di bawah pengawasan ketat si pengusaha demi menjaga kerahasiaan proses pewarnaannya.

Setelah penerapan warna merah selesai, kain tersebut dibawa ke negara lain untuk diberi warna kedua, yaitu warna biru indigo. Pemberian warna biru indigo ini dilakukan di Negara Pekalongan. Selanjutnya kain yang telah mengandung dua warna tersebut dibawa ke negara ke tiga, yaitu Solo atau Yogyakarta, untuk diberi warna coklat atau warna soga. Setelah proses pewarnaan itu lengkap, kain kembali dibawa ke daerah asalnya, yaitu Lasem untuk mengalami proses akhir. Ketiga warna yang terdapat pada batik tiga negeri itu merupakan perpaduan dari tiga budaya yaitu budaya Cina yang diwakili oleh warna merah, budaya Belanda yang diwakili oleh warna biru dan warna Soga mewakili budaya Jawa. Motif-motif yang terdapat pada batik tiga negeri atau pada batik Lasem secara umum ialah motif-motif yang dipengaruhi oleh budaya Cina seperti burung Hong atau Lokcan, naga, singa, kilin, dan unsur-unsur flora seperti bunga seruni, delima, peoni, magnolia, sakura, dan sebagainya yang dikombinasikan dengan motif geometris yang berasal dari daerah "pedalaman" Jawa (Vorstenlanden) seperti parang, kawung, lereng, dan sebagainya.
Warna-warna dan motif yang terdapat pada batik tiga negeri maupun pada batik Lasem secara umum, bukan semata-mata demi keindahan, tetapi juga mengandung makna simbolik. Misalnya motif kupu-kupu merupakan lambang kesetiaan cinta kasih, kilin melambangkan kebijaksanaan, yang melambangkan keagungan, burung Hong merupakan lambang kebajikan, prestasi, keabdian, sedangkan warna merah melambangkan kebahagiaan.

Pada masa kini proses pewarnaan kain batik tiga negeri ini, sudah tidak lagi dilakukan di tiga tempat berbeda tersebut, sekarang semua proses pembatikan sejak penggambaran motif hingga pemberian tiga warna itu dilakukan di Lasem karena kini para pembatik di Lasem sudah mampu melakukan pencelupan untuk ke tiga warna itu.




Sumber : Buku Fashion Pro, "Kain-Kain Kita", Herman Jusuf, penerbit:DIAN RAKYAT.
Foto-foto: Berbagai sumber.


Kain tenun motif khas Batu Bara
A woven fabric motif specifically from Batu Bara regency, Sumatera Utara, Indonesia

1. Alat untuk menenun, kain tenunan khas kabupaten Batu Bara
1. A tool for weaving the material into a motif  specifically from Batu Bara Regency, Sumatera Utara, Indonesia












2. Hasil tenunan, kain tenun motif khas Kabupaten Batu Bara
2. The result of the woven fabric with a motih specifically from Batu Bara Regency, Sumatera Utara, Indonesia that ready to sell
Motif Selungkang ataupun Pucuk Robung adalah motif yang berbentuk atap dari kerajaan, tenunan ini sering dipakai oleh datuk-datuk di kabupaten Batu bara
Selungkang motif or Pucuk Robung is a roof-shaped motif of a Kingdom in Batu Bara Regency, Sumatera Utara. this woven fabric motif is used to by a "datuk"  (someone who is elder and be respected in a Kingdom) in Batu Bara Regency, Sumatera Utara, Indonesia





















Metode membuat batik cap dengan motif batik Khas Medan, Indonesia
A method to make a stamp print batik motif specifically from Medan, Sumatera Utara, Indonesia


1. Tinta untuk membuat motif batik
1. That is the ink pad. The ink is made from a material of candle (unfortunately we dont know exactly the name of the candle and what kind of candle they use). The ink is the base material to make the printed design of batik with a batik motif stamp



2. Alat cap yang sedang dalam proses penintaan
2. That is a batik motif rubber stamp, the tool for make the batik motif printed design is in the process of  giving the ink from the ink pad


3. Merupakan bentuk cap dengan motif batik
3. That is the rubber stamp with a batik motif spesifically from Medan, Sumatera Utara, Indonesia

4. Proses mengecapkan batik
4. In the process of stamping the Batik Motif into the material


5. Batik yang sedang dicap dengan motif khas Medan
5. Stamping the batik motif spesifically from Medan

6. Setelah proses pewarnaan dasar batik, kemudian  khusus bagian motifnya diwarnai kembali dengan metode batik tulis
6. After the process of basic fabric dyeing, the motif is being colored  again with a drawing batik motif method


7. Batik yang telah siap dan siap untuk dijual dipasaran
7. That is the result of the Batik motif spesifically from Medan, Sumatera Utara, Indonesia that ready to sell
Motif Gorga (bahasa Batak Toba, Sumatera Utara) ataupun ukiran memiliki arti kesejahteran kemakmuran di keluarga, menangkal  (tolak) bala
Gorga (in Tobanese language) motif or carving mean prosperous, wealth in a family also avoid dangerous


Dari: Berbagai sumber
Foto-foto: Dokumentasi Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar